Senin, 16 Desember 2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakanga
Salah satu bahan kedokteran gigi yang sering digunakan adalah logam. Logam memiliki jenis yang bermacam - macam. Baik yang digunakan di laboratorium maupun di klinik. Khusus untuk logam yang dipakai secara klinis yang langsung berhubungan dengan tubuh manusia, maka operator dituntut untuk mengetahui sifat logam tersebut baik fisik maupun mekanis, sehingga dapat mengetahui pengaruhnya terhadap jaringan tubuh.
Logam pada umumnya bersifat keras, mengkilap, pada temperatur ruang umumnya berupa padatan, padat atau berat, penghantar panas dan listrik yang baik, opaqe ( tidak tembus sinar ), elektropositif, memiliki titik didih dan titik lebur yang tinggi.
Dalam praktikum pre-klinik logam ini setiap mahasiswa dituntut agar dapat membuat logam dengan hasil maksimal, yang berupa model logam dengan permukaan halus dan mengkilap, tidak porus dan sesuai dengan ukuran. Hal ini juga dimaksudkan supaya mahasiswa memiliki pengalaman dalam bidang tersebut. Sehingga dapat mengetahui sifat–sifat dari logam tersebut khususnya sifat fisik. Dan juga diharapkan agar mahasiswa menge-tahui proses pembuatan logam sehingga dapat memperlancar mahasiswa dalam menempuh program klinik di masa yang akan datang ataupun saat ditugaskan di daerah pelosok bila menjadi dokter gigi nantinya.

1.2 Tujuan
Beberapa tujuan dari praktikum logam ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara dan proses pembuatan logam.
2. Untuk menngetahui sifat–sifat dari logam yang terpenting dalam hubungannya dengan pembuatan atau pengecoran logam untuk ke-perluan di bidang kedokteran gigi.
3. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam membuat logam dengan menggunakan model malam.
4. Untuk mempelajari cara-cara pengecoran logam yang benar dan sesuai prosedur yang ada supaya didapatkan bentukan yang sesuai dengan mould space atau keinginan pembuat.
5. Untuk mengetahui sifat-sifat dari inlay wax dalam pembuatan model logam dalam hubungannya dengan pengecoran logam sesuai dengan kebutuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam kajian fisika, logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan pemantul atau reflektor sinar yang baik. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh. Kebanyakan logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng emas murni, titanium murni komersial, dan silver point endodontik.
Logam disebut sebagai unsur elektropositif yang memberi ion positif dalam larutan. Dari lebih 100 elemen dalam tabel periodic, sebanyak 68 adalah logam, 8 menyerupai logam (metalloid) dalam berbagai aspek (misal silicon, arsenik dan boron) dan sisa lainnya berupa non logam. Logam murni sangat jarang dipergunakan di kedokteran gigi. Pada umumnya logam murni terlalu lunak dan terlalu liat untuk dipergunakan dalam pemakaian di kedokteran gigi. Kegunaan unsur logam murni cukup terbatas. Logam murni cenderung lunak dan seperti besi, kebanyakan logam tersebut cenderung mudah terkorosi. Untungnya unsur logam tersebut mempertahankan sifat logamnya meskipun saat bahan tersebut tidak murni dan dapat mentoleransi penambahan unsur lain baik dalam kondisi padat maupun cair.
Unsur logam ini dapat diperoleh baik sebagai elemen murni atau gabungan dengan element lain dalam bentuk bijih. Bijih yang terdiri dari gabungan logam bersama-sama dengan bahan bumi yang tidak dikehendaki, sebelum berubah menjadi logam biasanya menempuh proses berikut ; pengasahan (grinding), pengayakan (grading), harus sesuai besar dan kualitasnya serta concentrating.
Terdapat beberapa metode dalam pembuatan logam antara lain adalah ;
Thermal methods yaitu beberapa oksida dapat langsung dirubah menjadi logam dengan pemberian bahan pereduksi, misal
§ Fe2O3 + 3 C ---------------- panas ------------- 2 Fe + 3 CO
Hydro metallurgical methods yaitu bijih direndam dalam suatu pelarut yang diencerkan seperti asam sulfur. Elektrolisa cairan tersebut akan menghasilkan logam yang sangat murni. Contoh; perak, zinc dan copper.
Thermo electrolytic, metode ini dikerjakan dengan elektrolisa suatu mineral yang dicairkan, dipergunakan untuk aluminiumn calcium, sodium dan lain-lainnya.

Proses pembuatan dan penbentukan logam adalah :
a. Penuangan
Penuangan ini meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya di dalam cetakan. Misalnya: besi, kuningan, alumunium, dll. Penuangan dapat dilakukan ke dalam cetakan yang terbuat dari pasir dan tanah liat. Cetakan dari tanah liat dan pasir ini akan rusak setiap kali setelah pemakaian. Die Casting mempergunakan cetakan permanen dari logam.
b. Pekerja Dingin
Biasanya logam dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik atau digulung. Logam dapat ditarik melalui suatu die untuk mendapatkan bentuk kawat.
c. Serbuk Metalurgi
Bentuk logam dapat dipres dibawah tekanan tinggi untuk mendapatkan bahan degan bentuk yang dikehendaki. Hasil ini tidak kuat karena merupakan hasil dari proses adhesi. Dengan melakukan sintering kekuatan dapat ditingkatkan, dimana press dipanaskan dalam atmosfir yang tidak teroksidasi di bawah titk cair dan menggumpalkan partikel.
d. Electroforming
Suatu logam dapat dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghantar dengan proses elektrolisa. Proses ini disebut penyepuhan logam.
e. Pendinginan Logam Cair
1. Untuk pendinginan cairan logam.
2. Suatu plateu bagian horizontal, selama waktu ini logam mengeras dan mengimbangi panas yang hilang ke sekitarnya.
3. Bagian untuk pendinginan logam yang sempurna mengeras.
f. Struktur waktu pengerasan dimulai pada bagian tengah atau pada pusat kristalisasi yang disebut inti.

Sifat – sifat karakteristik logam pada umumnya adalah sebagai berikut :
v Keras
v Mengkilat
v Penghantar panas dan penghantar listrik yang baik, disebabkan karena sifat ikatan logam.
v Atom logam mutlak melepas electron luarnya sehingga membentuk ion positif. Logam positif akan bergabung dengan lawan elektron. Mobilitas elektron ini menunjukkan kemampuan logam untuk menghantarkan panas dan arus listrik.
v Opaque karena electron-elektron bebas mengabsorbsi energi elektro-magnetik cahaya.
v Ductili & Malleable
Duktiliti artinya dapat ditarik menjadi panjang, misalnya kawat. Malleabiliti artinya dapat dibentuk atau ditempa hingga tipis atau menjadi sampai tembus cahaya. Duktiliti dapat diukur dengan:
1. % elongasi
2. pengukuran luas penampang
v Elektro positif
v Berat, ini berkaitan dengan berat atom elemen dan tipe struktur kisi yang menentukan bagaimana eratnya atom-atom tersebut tersusun.
Untuk dapat mengoptimalkan sifat logam ini, kebanyakan dari logam yang biasa digunakan adalah campuran dari dua atau lebih unsur logam atau pada beberapa keadaan, logam dengan nonlogam. Meskipun campuran tersebut dapat dibuat dengan berbagai cara, umumnya dihasilkan dari fusi unsur-unsur di atas titik cairnya. Campuran padat dari logam dengan satu atau lebih unsur nonlogam atau logam lain disebut logam campur. Sebagai contoh, sejumlah kecil karbon ditambahkan pada besi untuk membentuk baja. Sejumlah kromium ditambahkan pada besi dan karbon untuk membentuk baja anti karat, suatu logam campur yang amat tahan terhadap korosi. Untuk meningkatkan ketahanan korosi baik pada nikel maupun kobalt, kromium juga ditambahkan untuk membentuk dua basis logam campur yang dominan digunakan dalam kedokteran gigi. Meskipun emas murni juga mempunyai ketahanan terhadap korosi yang tinggi, tembaga ditambahkan untuk meningkatkan kekuatannya dan ketahanannya terhadap deformasi plastis. ( Combe: 1992 )
Sifat- sifat suatu logam tergantung dari perlakuan termis dan mekanis yang dikenakan. Sifat suatu alloy tidak hanya tergantung pada dua faktor ini, tetapi juga pada komposisinya. Sifat–sifat mekanis suatu alloy dapat sangat berbeda dengan komponen logam atau metalloid asalnya. Sebagai contoh, suatu alloy yang terdiri dari 50% emas (Au) dan 50% kuningan (Cu) mempunyai ultimate tensile strength yang lebih besar dari baik emas maupun kuningan.
Alloy dapat diklasifikasikan menjadi binary (terdiri dari 2 konstitusi), tenary (terdiri dari 3 konstitusi), quartenary (4 konstitusi), dan sebagainya. Suatu sistem alloy selalu berkaitan dengan semua kemungkinan presentase komposisi logam dasarnya. Sebagai contoh, sistem gold-silver dapat terdiri dari sel kombinasi kedua bahan tersebut mulai dari 100% gold sampai 100% silver.
Sifat-sifat alloy dapat dijelaskan dengan menggunakan dua contoh yang menunjukkan perbedaan stuktur dan sifat-sifat alloy emas dan besi. (Combe, 1992:75-76)
Alloy emas ada bermacam–macam jenisnya yang sebagian diantaranya ditambahkan tembaga atau kopper, silver, logam golongan platinum, dan golongan logam lainnya. Dalam kedokteran gigi, alloy logam dibedakan berdasarkan klasifikasi ADA sebagi tipe I, II, II, IV. Alloy yang keras adalah alloy golongan I, II. Alloy yang lunak adalah alloy yang digunakan untuk inlay sederhana. Tipe dua digunakan untuk dua atau tiga permukaan inlay yang lebih luas. Tipe tiga didesain untuk mahkota dan jembatan. Tipe empat digunakan untuk partial denture. (Craig, Robert. 1979:193-194)

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat Dan Bahan
Ø Alat
- Pisau model - Sikat kecil
- Pisau malam - Straight h.p + tali bur
- Glass plate - Diamond disc
- Mangkok karet dan spatula - Pulas logam
- Bumbung tuang - Furnice
- Lampu spiritus - Casting machine
- Kuas kecil - Vibrator
Ø Bahan
- Malam inlay/onlay
- Base plate
- CU Alloy (Ordent)
- Bubuk boras
- Asbestos liner
- Air sabun

3.2 Cara Kerja
1. Membuat model malam untuk model logam, sprue, ventilasi dan kawah.
a. Untuk model logam dibuat dari inlay wax bentuk ½ lingkaran dengan panjang dan lebar 1cm, dan ketebalan 2mm, merapikan dan meng-haluskan sampai model terlihat rata, halus dan mengkilat.
b. Untuk sprue dari malam inlay membuat model pipa dengan diameter 2,5 mm, dan panjang 1 cm.
c. Untuk ventilasi dari malam merah membuat model pipa dengan diameter 1mm, dan panjang 1,5 cm.
d. Untuk kawah dari malam merah membuat model kerucut dengan sudut kemiringan 45o, diameter kawah harus melebihi diameter bumbung tuang, merapikan dan menghaluskan sisi sambungan.
2. Jika sudah mendapat persetujuan instruktur untuk masing-masing model, menyatukan keempat model, menambahkan bentukan reservoir pada pertemuan antara sprue dengan model logam.
3. Mencobakan keseluruhan model dengan bumbung tuang, jarak antara puncak tertinggi model dengan bibir bumbung tuang adalah 6-7 mm.
4. Tahap selanjutnya adalah wetting, mengambil sedikit air sabun dalam mangkok karet dan mengulasi seluruh perbukaan model logam, sprue dan ventilasi dengan air sabun menggunakan kuas secara tipis dan merata, menunggu sampai kering.
5. Tahap selanjutnya adalah penanaman, menyiapkan bahan tanam, bumbung tuang dan asbestos liner. Basahi dengan asbestos liner dan meletakkan pada permukaan bagian dalam bumbung tuang, perhatikan jarak antara bagian tertinggi asbestos liner dengan bibir bumbung tuang adalah sama dengan bagian tertinggi dari model logam. Mengaduk sedikit bahan tanam dengan konsistensi kental kemudian ulasi seluruh model dengan menggunakan kuas kecil, kemudian memasukkan seluruh model ke dalam bumbung tuang, kelebihan tepi kawah dapat digunakan sebagai fiksasi. Mengaduk bahan tanam dengan konsistensi normal kemudian menuangkan kedalam bumbung tuang di atas vibrator sampai penuh. Setelah bahan tanam mencapai final setting melepas kawah dari bumbung tuang dan membiarkannya selama 24 jam.
6. Tahap selanjutnya adalah tahap burning out dan preheating. Meng-hidupkan kompor gas dan meletakkan bumbung tuang di atas dengan bagian kawah menghadap ke api, membiarkannya hingga semua malam terbuang dan pastikan seluruh mould space bersih dari malam. Sementara itu menyiapkan furnice, menaikkan suhunya hingga mencapai 700o C kemudian memasukkan bumbung tuang ke dalam furnice, kemudian dilanjutkan dengan tahap preheating dengan menaikkan suhu furnice hingga mencapai 900oC, pada saat bahan tanam sudah terlihat membara, model sudah siap dicasting.
7. Tahap berikutnya adalah casting, menyiapkan 2 buah logam CU Alloy (Ordent) di dalam moulden, memindahkan bumbung tuang dari dalam furnice ke casting machine, memanaskan logam pada saat logam sudah mencair menambahkan sedikit bubuk boras ke dalam moulden lalu memutar casting machine. Setelah casting machine berhenti, memindah-kan bumbung tuang dan menunggu sampai kembali ke suhu normal.
8. Pada saat bumbung tuang sudah mencapai suhu normal mengeluarkan bahan tanam dari dalam bumbung tuang dengan menggunakan pisau malam, kemudian menghancurkan bahan tanam dengan tangan sampai terlihat model logam, lalu mencuci dan membersihkan model logam dengan sikat dari sisa-sisa bahan tanam di bawah kucuran air.
9. Tahap selanjutnya adalah tahap finishing dan polishing, merapikan model kasar logam menyesuaikan dengan ukuran semula, kemudian memoles model logam, pertama menggunakan arkansas stone sampai permukaan model terlihat halus lalu dilanjutkan dengan rubber warna merah dan terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam terlihat halus dan mengkilat, memotong sprue dengan menggunakan diamond disc kemudian merapikan dan memulas derah bekas potongan.
10. Hasil maksimal adalah model logam dengan permukaan halus dan mengkilat, tidak porus dan sesuai dengan ukuran.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Logam merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang memiliki sifat-sifat yang kita kenal keras, mengkilat, padat dan sebagainya. Dalam praktikum ini, kita dapat melihat sifat-sifat itu dengan jalan membuat model tuang dari logam. Pembuatan logam ini dilakukan dalam beberapa tahapan, tahapan-tahapan tersebut antara lain :
1. Tahap pembuatan model sprue, ventilasi dan kawah
§ Pada pembuatan model logam menggunakan inlay wax dengan bentuk ½ lingkaran dengan diameter 1 cm, jari – jari 5 mm dan tebal 2 mm.
§ Sprue terbuat dari malam inlay dalam bentuk seperti model pipa dengan diameter 2,5 mm dan panjang 1 cm.
§ Ventilasi dibuat dari malam merah dengan bentuk model pipa, ukuran diameter 1 mm, panjang 1,5 cm.
§ Kawah terbuat dari malam merah dengan bentuk model kerucut dengan kemiringan 45°.
Adapun tujuan dari pembuatan sprue adalah menyediakan saluran melalui mana logam cair akan mengalir ke cetakan yang sudah ada didalam cincin cor setelah model malamnya dibuang, untuk tambalan yang besar / protesa misalnya gigi tiruan sebagian lepasan dari logam dan untuk gigi tiruan cekat. Sedangkan tujuan diberikannya ventilasi adalah untuk menghindari terjadinya back pressure, sehingga mengurangi dari hasil tuangan dan mungkin juga akan menghindari ledakan, sehingga aman bagi operator.
Pada ujung sprue dibuat bentukan yang disebut reservoir. Reservoir pada ujung sprue bertujuan untuk mencegah terjadinya porositas yang dapat terbentuk oleh karena adanya kontraksi bila ruangan untuk reservoir yang ditempati oleh malam mempunyai ukuran melintang sebesar atau lebih besar dari ukuran ruangan, maka alloy yang ada dalam reservoir akan lebih lambat mengeras dari pada ruangan utama dan berlaku sebagai cadangan alloy cair yang siap untuk mengisi ruangan atau mould space.
Pemilihan sprue seringkali bersifat empiris tetapi ada lima prinsip utama dalam menentukan pilihan, sebagai berikut :
Ø Pilihlah sprue dengan diameter yang kira–kira sama dengan ukuran daerah yang paling tebal dari model malamnya. Jika model malamnya kecil, tangkai sprue juga harus kecil karena tangkai sprue yang besar yang direkatkan pada model yang kecil dan halus dapat menyebabkan perubahan bentuk. Tetapi, jika diameter sprue terlalu kecil, daerah ini akan memadat terlebih dahulu sebelum tuangannya sendiri dan bisa terbentuk porositas penyusutan setempat (porositas ‘tersedot‘). Untuk mengatasi masalah ini diperlukan area cadangan pada sprue.
Ø Jika mungkin, tangkai sprue harus direkatkan pada bagian model malam yang penampang melintangnya terluas. Akan lebih baik bagi logam cair untuk mengalir dari bagian yang tebal ke daerah–daerah tipis di sekelilingnya. Rancangan ini mengurangi risiko aliran logam ke daerah mendatar dari bahan tanam atau daerah–daerah kecil seperti garis sudut.
Ø Panjang sprue harus cukup panjang untuk memposisikan model malam dengan tepat di dalam cincin cor dengan jarak sekitar 6 mm dari tepi ujung cincin tetapi cukup pendek sehingga logam campur cair tidak memadat sebelum mengisi penuh mold.
Ø Jenis sprue yang dipilih mempengaruhi teknik pembakaran yang digunakan. Tangkai sprue yang terbuat dari malam lebih sering digunakan daripada yang plastik. Jika digunakan sprue atau model dari plastik, dianjurkan untuk menggunakan teknik pembakaran 2 tahap untuk memastikan pembuangan karbon yang sempurna, karena sprue plastik melunak pada temperatur di atas titik cair malam inlay.
Ø Model malam dapat diberi sprue secara langsung ataupun tidak langsung. Pada pemberian sprue langsung, tangkai sprue akan menyediakan hubungan langsung antara daerah model dengan basis sprue atau daerah crucible former. Pada yang tidak langsung, diletakkan sebuah penghubung atau batang cadangan diantar model atau crucible former.
Pada pembuatan sprue harus diperhatikan panjang serta arah dari tangkai sprue. Panjang sprue tergantung pada panjang cincin cor. Jika tangkai sprue terlalu pendek, maka model malam akan terlalu jauh dari ujung luar cincin sehingga gas–gas tidak dapat dialirkan secara memadai untuk memungkinkan logam cair mengisi seluruh ruang cincin. Jika gas tidak dapat dikeluarkan secara menyeluruh, akan terjadi porositas . Karena itu, panjang harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga ujung atas model malam berada sekitar 6mm dari ujung terbuka dari cincin untuk bahan tanam gipsum.
Adapun arah dari tangkai sprue harus diarahkan menjauh dari bagian–bagian model malam yang tipis atau kecil, dikarenakan logam cair dapat mengabrasi atau mematahkan bahan tanam didaerah ini akan mengakibatkan kegagalan pengecoran. Juga tidak boleh ditempatkan tegak lurus pada permukaan yang datar dan lebar.

2. Tahap Penanaman
Pada tahap penanaman, model malam harus dibersihkan dari kotoran, debu, dan minyak. Untuk itu dapat digunakan pembersih model malam komersial atau deterjen sintetik yang diencerkan. Sisa cairan dapat dihilangkan dengan dikibaskan dan model dibiarkan mengering diudara terbuka, sementara bahan tanam disiapkan. Lapisan tipis pembersih yang tertinggal pada permukaan model malam dapat mengurangi tegangan permukaan dari malam dan pembasahan yang lebih baik dari bahan tanam sehingga terjadi perlekatan yang sempurna, termasuk pada bagian–bagian model yang kecil dan tipis.
Sementara model malam dikeringkan di udara terbuka, jumlah air destilasi (bahan tanam gipsum) atau cairan silika koloiadal khusus (bahan tanam fosfat) diukur. Cairan ini dituang kedalam mangkuk karet yang bersih dan kering, kemudian bubuk ditambahkan ke dalam cairan secara bertahap dan hati–hati untuk mencegah terjebaknya udara di dalam aduk-an. Pengadukan dilakukan dengan lembut sampai semua bubuk basah, atau bubuk yang tidak tercampur terdesak keluar dari mangkuk secara tidak sengaja. Bahan tanam ditunggu sampai mencapai final setting, lalu kawah di lepas dari bumbung tuang dan dibiarkan selama 24 jam.

3. Tahap Burning Out dan Preheating
Tahap burning out dimulai dengan menghidupkan kompor gas dan letakkan bumbung tuang di atas dengan bagian kawah menghadap ke api, biarkan hingga semua malam terbuang dan pastikan seluruh mould space bersih dari malam. Sementara itu siapkan furnice, lalu naikkan suhunya hingga mencapai 700ºC, kemudian masukkan bumbung tuang ke dalam furnice, lalu dilanjutkan dengan tahap preheating, naikkan suhu furnice hingga mencapai suhu 900ºC, pada saat bahan tanam sudah terlihat membara, model sudah siap di casting.
Adapun tujuan burning out dan preheating adalah untuk menghilangkan sisa-sisa malam dan air, serta memberikan ekspansi pada cetakan. Adanya ekspansi ini untuk mengantisipasi sifat bahan logam, karena kita tahu bahwa sifat logam yaitu kontraksinya pada saat dingin akan mengecil. Adanya ekspansi yang cukup untuk menghindari penge-cilan model sehingga tidak sesuai dengan bentuk yang asli.
Selama pembakaran, sejumlah malam yang mencair akan diserap oleh bahan tanam dan sisa karbon akibat pembakaran malam cair menjadi terperangkap di dalam bahan tanam yang berpori–pori. Burning out akan mengubah karbon menjadi karbon monoksida atau karbon dioksida. Gas–gas ini akan keluar melalui celah sisa malam yang mencair.

4. Tahap Casting
Casting menggunakan 2 logam Cu alloy. Logam campur dicairkan dengan semburan api dalam crucible yang terpisah. Kemudian dituang ke dalam mould dengan gaya centrifugal. Setelah bumbung tuang telah mencapai suhu normal, lalu logam dikeluarkan dengan cara membongkar bahan tanam. Hasil logam dicuci dan dibersihkan sampai sisa bahan tanam tidak ada. Setelah pencucian, terlihat adanya bitik-bintik tidak teratur pada logam (logam masih kasar) dan tidak sesuai dengan ukuran semula. Bitik-bintik ini disebabkan oleh beberapa hal terutama kesalahan dalam penuangan. Terjadinya oksidasi pada logam sebelum penuangan dapat menyebabkan permukaan logam menjadi kasar. Adapun oksidasi ini dapat disebabkan beberapa hal yaitu penggunaan api yang bukan berwarna biru atau kehijauan atau logam yang terlalu lama dipanaskan sehingga terjadi over heating.
Dapat terjadi beberapa kesalahan/kegagalan lain selama proses pembuatan logam ini, antara lain adanya gelembung udara pada pola malam oleh karena busa sabun yang dapat menjadikan bentuk permukaan logam kasar, dapat pula bentuk permukaan mould space retak atau pecah-pecah. Hal ini disebabkan oleh karena adonan gips dan air yang terlalu encer sehingga gips tidak terlalu kuat atau dapat pula karena pemanasan pada oven terlalu lama sehingga permukaan mould space retak.

5. Tahap Finishing dan Polishing
Pada tahap ini dilakukan perapian model kasar logam dan disesuaikan dengan ukuran semula. Kemudian logam dipoles dengan menggunakan arkansas stone sampai permukaan model terlihat halus. Lalu dilanjutkan dengan rubber warna merah dan terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam terlihat halus dan mengkilat potong sprue dengan menggunakan diamond disk kemudian dirapikan dan dipulas pada daerah bekas potongan.

6. Hasil Akhir
Hasil akhir logam yang didapatkan adalah logam yang halus, mengkilat dan terdapat sedikit porus. Hal ini dikarenakan ketika mengaduk bahan tanam gipsum dengan bahan tanam fosfat tidak merata (masih tersisa udara).

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum logam yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahan logam merupakan bahan yang mudah dimanipulasi. Bila dilakukan dengan prosedur yang baik dan benar, maka akan menghasilkan bentukan logam yang baik.
2. Logam pada umumnya memiliki sifat-sifat antara lain keras, mengkilap, pada temperatur ruang berupa padatan, berat, sebagai penghantar panas dan listrik yang baik, opaqe (tidak tembus cahaya), ductility, elektro-positif, serta memiliki titik didih dan titik lebur yang tinggi.
3. Pembuatan logam dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
Tahap pembuatan model logam, sprue, ventilasi, dan kawah,
Tahap wetting,
Tahap penanaman bahan pendam,
Tahap burning out dan preheating,
Tahap casting logam, da
Tahap finishing dan polishing.
4. Hasil maksimal yang akan didapatkan adalah model logam dengan permu-kaan yang halus dan mengkilat, tidak porus, dan sesuai dengan ukuran.

DAFTAR PUSTAKA

asdfasfasf
Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta : EGC.

Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Jakarta : Balai Pustaka.

Craig, Robert, dkk. 1979. Dental Materials Properties And Manipulation. London : CV. Mosby Company.

Tim Penyusun. 2009. Buku Petunjuik Skill Lab Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi I. Jember : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.

Selasa, 04 Juni 2013

perbedaan otot

BEDA OTOT POLOS LURIK DAN JANTUNG


Apa itu otot ?

Otot itu sel yang ada ditubuh yang ia penuh dengan mitocondria sehingga mempunyai sumber energi yang besar untuk aktivitas , ia akan mengumpul membentuk jaringan otot . yang kemudian kita kenal dengan sebutan daging yang terbungkus oleh jaringan diluarnya epithel membentuk kulit. ( Begitu sederhannya ) 
  • Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi. 
  • Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. 
  • Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.

Pada tubuh Otot memiliki 3 karakter, yaitu:
  1. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
  2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.
  3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Secara detail Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu
  1. filament aktin
  2. filament miosin. 
  • Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. 
  • Kedua filamen ini menyusun miofibril. 
  • Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot serabut otot menyusun satu otot.






DETAIL

JENIS OTOT1. Otot lurik / Otot motoritas/ Otot rangka/otot serat lintang/Otot Volunter
  • Protoplasma mempunyai garis-garis melintang / myofibril heterogen
  • Myofibril berupa serabut ada yang kasar ada yang halus sehingga terkesan terlihat gelap dan terang (lurik)
  • Pada umumnya otot ini melekat pada kerangka sehingga disebut juga otot kerangka.
  • Otot ini dapat bergerak menurut kemauan kita (otot sadar)
  • Pergerakannya cepat tetapi lekas lelah
  • Rangsangan dialirkan melalui saraf motoris.
  • Inti sel jumlahnya banyak dan berada di tepi

2. OTOT POLOS / OTOT TAK SADAR ( VOLUNTER)
  • Protoplasmanya tersusun atas myofibril yang homogen
  • Licin tidak mempunyai garis-garis melintang sehingga terkesan polos
  • Otot-otot ini terdapat di alat-alat viscera dalam seperti ventrikulus, usus, kandung kemih, pembuluh darah dan lain-lain,
  • Dapat bekerja di luar kemauan kita (otot tak sadar) oleh karena rangsangannya melalui saraf otonom.
  • inti satu di tengah
  • bentuknya seperti gelendong ujung menyempit tengah menggelembung
3. OTOT JANTUNG ( MYOCARDIUM)
  • Bentuknya menyerupai otot serat lintang
  • Di dalam sel protoplsmanya terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang-cabang
  • Fungsinya seperti otot polos, dapat bergerak sendiri secara otomatis
  • Mendapat rangsangan dari susunan otonom.
  • Otot semacam ini hanya terdapat pada jantung yang mempunyai fungsi tersendiri.

DETAIL / DESKRIPSI OTOT LURIK

  • Otot Lurik Sebagian besar otot tubuh ini melekat pada kerangka,
  • Dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian kerangka dalam suatu letak yang tertentu.
  • Jadi Otot kerangka merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap tubuh.
  • Dalam keadaan istriahat, keadaannya tidak kendur sama sekali, tetapi mempunyai ketegangan sedikit yang disebut tonus.
  • Ini pada masing-masing orang berlainan bergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan tubuh.
  • Bagian-bagian dari otot yaitu :
  1. Kepala otot (muskulus kaput)
  2. Empal otot (muskulus venter)
  3. Ekor otot (muskulus kaudal)
  • Kepala dan ekor otot merupakan jaringan ikat yang kuat disebut tendon,
  • tendon yaitu tempat melekatnya otot pada tulang.
  • Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang yang tidak bergerak sebagai tumpuan disebut origo
  • Dan tempat melekatnya ekor otot yang menempel pada tulang yang bergerak dinamakan insersio.
  • Di bagain tengah bentuknya gembung terdiri dari berkas-berkas otot yang merupakan bagian aktif dalam berkontraksi yaitu muskulus venter.

Selasa, 05 Februari 2013

Konsep Diri
Pentinnya seseorang mempelajari dan mengetahui konsep dirinya, konsep diri sangat diperlukan untuk menepatkan diri dalam melakukan hubngan Interpersonal.
Konsep Diri sendiri adalah... segala pandangan menganai perasaan atau pikiran dirinya baik itu kelebihan maupun kekurangan dirinya yang diperoleh dari pandangan orang lain sebagai penilai yg objektif dan diri kita yang mempersepsikannya dari pandangan orang tesrsebut.. Drg.saifullah.sp.perio
Konsep diri  yayg dimiliki seseorang tebagi menjadi 2 bagian :
1. konsep diri (+) pandangan mengenai kelebihan yang dimiliki orang yang memiliki konnsep diri positif baisanya mampu menyesuaikan dengan perubahan dan mau meng instropeksi dirnya apabila mendapat kritik dari ong lain.
2. Konsep diri (-) orang yang memiliki konsep diri ini cenderung tidak bisa menerima perubahan yang ada di masyarakat.. karena orang seperti ini biasanya menganggap bahwa semua orang adalah musuh.. sehingga hidupnya tidak bisa tenang

Rabu, 16 Januari 2013

motivasi

tidak masalah jika kamu sekarang duduk di singapore atau di boston bahkan meksiko, jika kamu cerdas kmu bisa duduk di dunia manapun yang kamu ingin tuju dan kmu inginkan. drg.saifullah.Sp.perio.

Selasa, 08 Januari 2013

anamnesis dalam ilmu kesehatan


Pendahuluan
Bagi para mahasiswa kedokteran saat yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika mereka untuk pertama kalinya mulai berhadapan langsung dengan pasien yang sesungguhnya. Ini adalah saat pertama kalinya mereka merasakan sebagai seorang ‘dokter’. Tetapi ini juga adalah saat yang mendebarkan dan membingungkan karena mereka umumnya belum siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai kontak pertamanya dengan seorang pasien.
Pada umumnya kontak pertama antara seorang dokter dan pasien dimulai dari anamnesis. Dari sini hubungan terbangun sehingga akan memudahkan kerjasama dalam memulai tahap-tahap pemeriksaan berikutnya. Dalam menegakkan suatu diagnosis anamnesis mempunyai peranan yang sangat penting bahkan terkadang merupakan satu-satunya petunjuk untuk menegakkan diagosis.
Pengertian Anamnesis
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.
Tujuan Anamnesis
Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis. Secara umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis yang benar.
Tujuan berikutnya dari anamnesis adalah untuk membangun hubungan yang baik antara seorang dokter dan pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya bertemu dengan dokternya akan merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga cederung tertutup. Tugas seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan dokter dan pasiennya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-tahap pemeriksaan selanjutnya.
Jenis Anamnesis
Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis.
Persiapan untuk anamnesis
Anamnesis yang baik hanya dapat dilakukan apabila dokter yang melakukan anamnesis tersebut menguasai dengan baik teori atau pengetahuan kedokteran. Tidak mungkin seorang dokter akan dapat mengarahkan pertanyaan-pertanyaannya dan akhirnya mengambil kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan bila dia tidak menguasai dengan baik ilmu kedokteran. Seorang dokter akan kebingungan atau kehilangan akal apabila dalam melakukan anamnesis tidak tahu atau tidak mempunyai gambaran penyakit apa saja yang dapat menimbulkan keluhan atau gejala tersebut, bagaimana hubungan antara keluhan-keluhan tersebut dengan organ-organ tubuh dan fungsinya. Umumnya setelah selesai melakukan anamnesis seorang dokter sudah harus mampu membuat kesimpulan perkiraan diagnosis atau diagnosis banding yang paling mungkin untuk kasus yang dihadapinya. Kesimpulan ini hanya dapat dibuat bila seorang dokter telah mempersiapkan diri dan membekali diri dengan kemampuan teori atau ilmu pengetahuan kedokteran yang memadai.
Meskipun demikian harus disadari bahwa tidak ada seorang dokterpun yang dapat dengan yakin menyatakan bahwa dia pasti selalu siap dan mampu mendiagosis setiap keluhan pasiennya. Bahkan seorang dokter senior yang sudah berpengalaman sekalipun pasti pernah mengalami kebingungan ketika menghadapi pasien dengan keluhan yang sulit dianalisa.
Cara melakukan anamnesis
Dalam melakukan anamnesis ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang dokter, antara lain :
1. Tempat dan suasana
Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan cukup nyaman bagi pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan suasana mendukung. Suasana diciptakan agar pasien merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa diinterogasi.
2. Penampilan dokter
Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini akan meningkatkan kepercayaan pasiennya. Seorang dokter yang tampak rapi dan bersih akan lebih baik dari pada yang tampak lusuh dan kotor. Demikian juga seorang dokter yang tampak ramah, santai akan lebih mudah melakukan anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan tegang.
3. Periksa kartu dan data pasien
Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau data pasien dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang terjadi kesalahan data pasien atau mungkin juga kesalahan kartu data, misalkan pasien A tetapi kartu datanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien dengan nama yang sama persis. Untuk pasien lama lihat juga data-data pemeriksaan, diagnosis dan terapi sebelumnya. Informasi data kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis dan pemeriksaan saat ini.
4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya
Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat dengan leluasa menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya sendiri. Ikuti cerita pasien, jangan terus menerus memotong, tetapi arahkan bila melantur. Pada saat pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta klarifikasi atau informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai terbawa cerita pasien sehingga melantur kemana mana.
5. Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti
Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat dimengerti pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.
6. Buat catatan
Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat seorang dokter melakukan anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai riwayat penyakit yang panjang.
7. Perhatikan pasiennya
Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan gerak gerik pasien. Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnya atau apatis, apakah dalam posisi bebas atau posisi letak paksa, apakah tampak santai atau menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah dapat bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-putus, apakah tampak segar atau lesu, pucat dan lain-lain.
8. Gunakan metode yang sistematis
Anamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka anamnesis yang baku. Dengan cara demikian maka diharapkan tidak ada informasi yang terlewat.
Tantangan dalam Anamnesis
1. Pasien yang tertutup
Anamnesis akan sulit dilakukan bila pasien membisu dan tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan dokternya. Keadaan ini dapat disebabkan pasien merasa cemas atau tertekan, tidak leluasa menceritakan keluhannya atau dapat pula perilakunya yang demikian karena gangguan depresi atau psikiatrik. Tergantung masalah dan situasinya kadang perlu orang lain (keluarga atau orang-orang terdekat) untuk mendampingi dan menjawab pertanyaan dokter (heteroanamnesis), tetapi kadang pula lebih baik tidak ada seorangpun kecuali pasien dan dokternya. Bila pasien dirawat di rumah sakit maka anamnesis dapat dilanjutkan pada hari-hari berikutnya setelah pasien lebih tenang dan lebih terbuka.
2. Pasien yag terlalu banyak keluhan
Sebaliknya tidak jarang seorang pasien datang ke dokter dengan begitu banyak keluhan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tugas seorang dokter untuk memilah-milah keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya dan mana yang hanya keluh kesah. Diperlukan kepekaan dan latihan untuk membedakan mana yang merupakan keluhan yang sesungguhnya dan mana yang merupakan keluhan mengada-ada. Apabila benar-benar pasien mempuyai banyak keluhan harus dipertimbangkan apakah semua keluhan itu merujuk pada satu penyakit atau kebetulan pada saat tersebut ada beberapa penyakit yang sekaligus dideritanya.
3. Hambatan bahasa dan atau intelektual
Seorang dokter mungkin saja ditempatkan atau bertugas disuatu daerah yang mayoritas penduduknya menggunakan bahasa daerah yang belum kita kuasai. Keadaan semacam ini dapat menyulitkan dalam pelaksanaan anamnesis. Seorang dokter harus segera belajar bahasa daerah tersebut agar dapat memperlancar anamnesis, dan bila perlu dapat meminta bantuan perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk mendampingi dan membantu menerjemahkan selama anamnesis. Kesulitan yang sama dapat terjadi ketika menghadapi pasien yang karena intelektualnya yang rendah tidak dapat memahami pertanyaan atau penjelasan dokternya. Seorang dokter dituntut untuk mampu melakukan anamnesis atau memberikan penjelasan dengan bahasa yang sangat sederhana agar dapat dimengerti pasiennya.
4. Pasien dengan gangguan atau penyakit jiwa
Diperlukan satu tehnik anamnesis khusus bila seorang dokter berhadapan dengan penderita gangguan atau penyakit jiwa. Mungkin saja anamnesis akan sangat kacau, setiap pertanyaan tidak dijawab sebagaimana seharusnya. Justru di dalam jawaban-jawaban yang kacau tersebut terdapat petunjuk-petunjuk untuk menegakkan diagnosis. Seorang dokter tidak boleh bingung dan kehilangan kendali dalam melakukan anamnesis pada kasus-kasus ini.
5. Pasien yang cenderung marah dan menyalahkan
Tidak jarang dijumpai pasien-pasien yang datang ke dokter sudah dalam keadaan marah dan cenderung menyalahkan. Selama anamnesis mereka menyalahkan semua dokter yang pernah memeriksanya, menyalahkan keluarga atau orang lain atas masalah atau keluhan yang dideritanya. Umumnya ini terjadi pada pasien-pasien yang tidak mau menerima kenyataan diagnosis atau penyakit yang dideritanya. Sebagai seorang dokter kita tidak boleh ikut terpancing dengan menyalahkan sejawat dokter lain karena hal tersebut sangat tidak etis. Seorang dokter juga tidak boleh terpancing dengan gaya dan pembawaan pasiennya sehingga terintimidasi dan menjadi takut untuk melakukan anamnesis dan membuat diagnosis yang benar.
Sistematika Anamnesis
Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis seorang dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat. Sistematika ini juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan siapa saja yang membacanya. Sistematika tersebut terdiri dari :
1. Data umum pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Riwayat kebiasaan/sosial
7. Anamnesis sistem
1. Data umum pasien
a. Nama pasien
Sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.
b. Jenis kelamin
Sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya
c. Umur
Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang digunakan untuk
menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan
penyakit yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.
d. Alamat
Apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat
sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya.
Data ini kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau
untuk data epidemiologi penyakit.
e. Pekerjaan
Bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan
pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-
pekerjaan sebelumnya.
f. Perkawinan
Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien
g. Agama
Keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh (pantangan)
seorang pasien menurut agamanya.
h. Suku bangsa
Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan ras/suku bangsa tertetu.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan beberapa keluhan sekaligus, sehingga seorang dokter harus jeli dan cermat untuk menentukan keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya. Pada tahap ini sebaiknya seorang dokter sudah mulai memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang berhubungan dengan keluhan utama tersebut. Pemikiran ini akan membantu dalam mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dalam anamnesis selanjutnya. Pertanyaan diarahkan untuk makin menguatkan diagnosis yang dipikirkan atau menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk menegakkan diagnosis. Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis riwayat penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2) gambaran atau deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha berobat. Selama melakukan anamnesis keempat unsur ini harus ditanyakan secara detail dan lengkap.
Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan munculnya keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi atau bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertologan medis. Apakah munculnya keluhan atau gejala tersebut bersifat akut atau kronik, apakah dalam perjalanan penyakitnya ada faktor-faktor yang mencetuskan atau memperberat penyakit atau faktor-faktor yang memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut bersifat serangan maka tanyakan seberapa sering atau frekuensi munculnya serangan dan durasi atau lamanya serangan tersebut.
Keluhan atau gejala penyerta adalah semua keluhan-keluhan atau gejala yang menyertai keluhan atau gejala utama. Dalam bagian ini juga ditanyakan usaha berobat yang sudah dilakukan untuk penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan dan obat-obat apa saja yag sudah diminum.
4. Riwayat Penyakit dahulu
Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
5. Riwayat penyakit Keluarga
Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi untuk menderita penyakit yang sama.
6 Riwayat Kebiasaan/Sosial
Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi penyebab penyakit yang kini diderita pasien tersebut. Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien mempunyai kebiasaan merokok atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan berapa banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan dengan pasien usia remaja atau dewasa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-lain.
7. Anamnesis Sistem
Anamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan ini mungkin saja tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga merupakan informasi berharga yang terlewatkan.
Kesimpulan Anamnesis
Pada akhir anamnesis seorang dokter harus dapat membuat kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan. Kesimpulan tersebut berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa diagnosis tunggal atau diagnosis banding dari beberapa penyakit. Kesimpulan yang dibuat haruslah logis dan sesuai dengan keluhan utama pasien. Bila menjumpai kasus yang sulit dengan banyak keluhan yang tidak dapat dibuat kesimpulannya, maka cobalah dengan membuat daftar masalah atau keluhan pasien. Daftar tersebut kemudian dapat digunakan untuk memandu pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan, sehingga pada akhirnya dapat dibuat suatu diagosis kerja yang lebih terarah.

Kamis, 03 Januari 2013

manfaat tanaman jahe dan cara budidayanya

manfaat tanaman jahe dan cara budidayanya


Jahe
Jahe
Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga),  engkuas (Languas galanga) dan lain-lain.
Klasifikasi
Divisi            :  Spermatophyta
Sub-divisi    :  Angiospermae
Kelas            :  Monocotyledoneae
Ordo           :  Zingiberales
Famili           :  Zingiberaceae
Genus         :  Zingiber
Species       :  Zingiber officinale
Deskripsi Tanaman Jahe
Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. daun berpasangpasangan dua-dua berbentuk pedang, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm, tangkai daun berbulu dengan panjang 2–4 mm, bentuk lidah daun memanjang kurang lebih 7,5 – 10 mm dan tidak berbulu, seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul di permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit dengan panjang 2,75–3 kali lebarnya, sangat tajam, panjang malai 3,5–5 cm, lebar 1,5–1,75 cm, tangkai bunga hampir tidak berbulu dengan panjang 25 cm, rahis berbulu jarang, terdapat sisik pada tangkai bunga yang berjumlah 5–7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3–5 cm, daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1–1,75 cm, mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik berjumlah 2
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
  1. Jahe gajah atau jahe badak Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
  2. Jahe putih atau disebut juga jahe emprit Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
  3. Jahe merah. Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe emprit, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
 
Manfaat Tanaman Jahe
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.
 
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
 
Terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan di pekarangan. Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.
 
Syarat Pertumbuhan
Iklim
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan intensitas cahaya matahari 70 - 100%. Dengan kata lain penanaman jahe sebaiknya dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
Tanah
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
 
Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 - 2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.
 
Pedoman Budidaya Jahe
Pembibitan
Persyaratan Bibit
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit.  Rimpang yang terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 25 - 60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah. Kebutuhan benih per ha untuk jahe putih besar yang dipanen tua membutuhkan benih 2 - 3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar yang dipanen muda. Sedangkan jahe merah dan jahe emprit 1 – 1,5 ton.
Teknik Penyemaian Bibit
Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan.
Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu, bibit jahe tersebut sudah siap disemai.
 
Penyemaian pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.
Penyiapan Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.
Persiapan Lahan Budidaya Jahe
 
Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg/Ha.
 
Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
 
Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada saat pembentukan bedengan. Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
Penentuan Pola Tanaman
Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
 
a. Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya harga.
b. Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
c. Meningkatkan produktivitas lahan.
d. Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma
(tanaman pengganggu). Praktek di lapangan, ada jahe yang ditumpangsarikan dengan sayursayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya.
 
Pembutan Lubang Tanam
Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit.
 
Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.
Perioda Tanam
Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya.
 
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Penylaman dilakukan pada umur 2–3 minggu setelah tanam.
 
Penyiangan
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
 
Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-5 anakan, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
Pemupukan
Pemupukan Organik
Pada budidaya jahe secara organik yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organik atau pupuk kandang dilakukan lebih sering disbanding kalau kita menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk susulan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk susulan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan. Apabila kita akan menggunakan pupuk kimia, maka pupuk organik cukup diberikan pada saat pemupukan dasar  dengan dosis 15-20 ton/ha.
 
Pemupukan Kimia
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon, TSP 10 gram/pohon, dan ZK 10 gram/pohon).
 
Pengairan dan Penyiraman
TanamanJahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada awal petumbuhannya tanaman jahe membutuhkan air yang cukup, sehingga saat memulai budidaya jahe diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September.
Hama Penyakit Tanaman Jahe
Beberapa penyakit penting pada tanaman jahe yang umum dijumpai, terutama jahe putih besar, adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu fusarium (Fusarium oxysporum), layu rizoktonia (Rhizoctonia solani), nematoda (Rhodopolus similis) dan lalat rimpang (Mimergralla coeruleifrons,Eumerus figurans) serta kutu perisai (Aspidiella hartii). Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari penyimpanan bibit dan pada saat pemeliharaan dengan interval 14 hari sekali. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan jahe
PANEN
Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan.Tetapi, rimpang untuk benih dipanen pada umur 10 – 12 bulan. Cara panen dilakukan dengan membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian tanah yang menempel dibersihkan. Dengan menggunakan varietas unggul jahe putih besar dihasilkan rata rata 27 ton rimpang segar, jahe putih kecil dengan cara budidaya yang direkomendasikan, dihasilkan rata-rata 16 ton/ha rimpang segar dengan kadar minyak atsiri 1,7 – 3,8%, kadar oleoresin 2,39 – 8,87%. Sedangkan jahe merah 22 ton/ha dengan kadar minyak atsiri 3,2 – 3,6%, kadar oleoresin 5,86 – 6,36%.